TAUBAT DAN RAJA'
A. Pengertian taubat
A. Pengertian taubat
Yang dimaksud dengan taubat masa
sekarang: meninggalkan secara langsung dosa yang sedang dilakukan. Adapun
taubat masa yang akan datang: bertekad untuk tidak melakukan kembali .
Taubat ada tiga macam: Taubat umum ('Am), taubat khusus Khâsh, dan taubat paling khusus (khawwâshul khawwâsh).
Taubat ada tiga macam: Taubat umum ('Am), taubat khusus Khâsh, dan taubat paling khusus (khawwâshul khawwâsh).
Taubat umum adalah taubat dari maksiat,
yaitu taubat orang-orang yang bermaksiat.
Taubat khusus adalah taubat dari taubat umum, taubat ini adalah taubatnya para Nabi terdahulu.
Taubat paling khusus adalah taubat dari perhatian terhadap selain Allah swt, ini adalah taubatnya Rasulullah saw dan Ahlul bait (sa). Jadi taubat mereka adalah kembali kepada Allah dari pandangan kepada selain Allah. Istilah taubat ini dikenal di kalangan ahli suluk.
Taubat khusus adalah taubat dari taubat umum, taubat ini adalah taubatnya para Nabi terdahulu.
Taubat paling khusus adalah taubat dari perhatian terhadap selain Allah swt, ini adalah taubatnya Rasulullah saw dan Ahlul bait (sa). Jadi taubat mereka adalah kembali kepada Allah dari pandangan kepada selain Allah. Istilah taubat ini dikenal di kalangan ahli suluk.
B.
Syarat-syarat taubat
1. Menyesal atas segala perbuatan dosa
yang pernah dilakukan.
2. Mensucikan din dan perbuatan maksiat
yang sudah dilakukan. Kerana tidak ada ertinya bertaubat jika dosa masih terus
dikerjakan.
3. Bertekad dengan sungguh-sungguh
bahawa tidak akan mengulanginya lagi, selama hayat dikandung badan, sampai
mengucapkan selamat tinggal pada dunia yang fana ini.
Syarat diterimanya taubat yaitu:
1. Ikhlas. Artinya, taubat pelaku dosa
harus ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena lainnya.
2. Menyesali dosa yang telah
diperbuatnya.
3. Meninggalkan sama sekali maksiat yang
telah dilakukannya.
4. Tidak mengulangi. Artinya, seorang
muslim harus bertekad tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut.
5. Istighfar. Yaitu memohon ampun kepada
Allah atas dosa yang dilakukan terhadap hakNya.
6. Memenuhi hak bagi orang-orang yang
berhak, atau mereka melepaskan haknya tersebut.
7. Waktu diterimanya taubat itu dilakukan di saat hidupnya, sebelum tiba ajalnya. Sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam : “Sesungguhnya Allah akan menerima taubat seorang hambaNya selama belum tercabut nyawanya.” (HR. At-Tirmidzi, hasan).
7. Waktu diterimanya taubat itu dilakukan di saat hidupnya, sebelum tiba ajalnya. Sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam : “Sesungguhnya Allah akan menerima taubat seorang hambaNya selama belum tercabut nyawanya.” (HR. At-Tirmidzi, hasan).
C.
Contoh perilaku taubat
Diantara contoh dan tanda orang yang
bertaubat adalah : Lebih berhati-hati dalam melakukan sesuatu disebabkan takut
terjerumus lagi ke dalam dosa. Selain itu orang yang bertaubat akan lebih giat
beramal karena merasa khawatir dosanya belum diampuni oleh Allah Swt.
D. Membiasakan taubat dalam kehidupan
sehari-hari
Taubat itu dilakukan setiap kita
melakukan dosa, akan tetapi tentunya dosa yang berbeda. Bahkan kita harus
bertaubat kepada Allah setiap saat karena mungkin saja ada dosa yang tidak
terasa kita lakukan sehingga memerlukan pembersihan atau taubat.
RAJA’
A. Pengertian raja’
1. Pengertian raja’
Raja’
menurut
pengertian bahasa ialah mengharap.Sedangkan menurut istilah ialah sikap
mengharap rida,rahmat, dan pertolongan Allah SWT , serta yakin bahwa semua itu
dapat diraih .Imam Al-Gazali mengatakan bahwa raja’ adalah kegembiraan
hati karena menanti harapan yang kita senangi , dan harapan yang kita nantikan
itu harus disertai dengan usaha dan doa.
2. Sifat raja’
Optimis,
yaitu penenang hati, karena yakin atas kehendak-Nya segala yang kita inginkan
akan tercapai,sehingga orang akan menjadi sabar , tidak putus asa , dan percaya pada diri sendiri (Q.S. Yusuf : 87)
Dinamis,
yaitu suatu sikap yang terus-menerus dan selalu berkembang , baik dalam
berpikir, bekerja ,, bermasyarakat dan lain sebagainya (Q.S. Al-Insyirah:
71).Rasulullah SAW bersabda “bekerjalah kamu untuk duniamu , seakan-akan kamu
hidup selama-lamanya.Dan bekerjalah kamu untuk akhiratmu, seakan-akan kamu akan
mati esok.” (H.R. Ibnu Majah)
Adapun ciri-ciri orang yang dinamis ,
diantaranya :
1) Selalu
memikirkan dan meniliti alam semesta , bahwa sanya seluruh ciptaan Allah
diperuntukkan bagi kepentingan hidup manusia (Q.S. Yunus101 dan Q.S. Al-Baqarah
: 29
2) Lebih
berperan aktif bagi kepentingan umum daipada kepentingan pribadi (Q.S. Ali
‘Imran : 104 dan Q.S. At-Taubah : 105 )
3) Memiliki
azas keseimbangan (Q.S. Al-Qasas : 77)
4) Memiliki
semangat dalam melakukan suatu pekerjaan dan berkarya (Q.S. Al – Insyirah : 7)
5) Mampu
mengadakan perubahan dalam tata kehidupan( Q.S. Ar-Ra’du : 11).
3.
Faktor-faktor dalam Raja’
a) Selalu
berpegang teguh kepada tali agama Allah SWT yaitu agama Islam ( Q.S. Ali ‘Imran
: 1030
b) Selalu
berharap kepada Allah SWT , agar selalu diberikan kesuksesan dalam berbagai
macam usaha dan mendapat rida dari-Nya (Q.S. Al –Kahfi : 11o).
c) Selalu
merasa takut kepada ancaman dan siksaan Allah SWT di hari akhirat kelak ( Q.S.
Al-Baqarah : 201 ).
d) Selalu
cinta atau mahabbah kepada Allah SWT ( Q.S. Ali ‘Imran : 31)
4. Hikmah Raja’
- Menciptakan
prasangka baik dan membuang jauh prasangka buruk .
- Mengharapkan
rahmat allah SWT dan tidak mudah putus asa.
- Menjadikan dirinya tenang, aman , dan tidak merasa
takut pada siapa pun kecuali kepada Allah SWT.
- Dapat
meningkatkan amal saleh untuk bertemu Allah SWT.
- Dapat
meningkatkan jiwa untuk berjuang dijalan Allah SWT
- Dapat
meningkatkan kesadaran bahwasanya zab Allah SWT itu amat pedih sehingga
harus berpacu dalam kebaikan.
- Dapat
meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang telah diterimanya.
- Dapat
menghilangkan rasa hasud, dengki dan sombong kepada orang lain .
- Dapat
menigkatkan perasaan halus untuk mencintai sesama manusia dan dicintainya
5. Membiasakan diri Melakukan tobat
dan Raja’
- Bersegeralah
memohom ampunan kepada Allah Swt dari segala noda dan dosa (Q.S. Ali-Imran
: 133)
- Lakukanlan
zikir kepada Allah SWT dalam rangka bertbat kepada-Nya .Karena zikir dapat
menentramkan hati seseorang , jika dilakukan dengan benar dan hanya
berharap rida Allah SWT . Dalma melaksanakan zikir hendaknya seseorang
selalu berprasangka baik dengan penih harap ( raja’)bahwasanya
Allah SWT akan mengabulkan harapannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar